“Sebuah catatan harapan dan renungan masyarakat Intan Jaya”
**Oleh : Mianus Yarinap
Ainggaa Sonowi a emo ka,kainagata biga
diali no ,sebuah kalimat harapan yang di ucapkan oleh seorang masyarakat dengan bahasa
daerah yang artinya Tuhan yesus ,mengapa
daerah saya menjadi rusak.
Pengantar
Kabupaten
Intan jaya,yang menjadi daerah otonom baru (DOB) pada tahun 2009 berdasarkan UU No 54 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Intan Jaya .Awalnya Intan Jaya dipimpin oleh Maximus Zonggonau
sebagai bupati Carateker. Pada tahun 2012 melalui Pilkada
pertama di Intan jaya, terpilih Bupati Natalis Tabuni.SS,M.Si dan wakil
Bupati Yan Kobogau.S.Th,M.Div ,kedua putra terbaik
Intan Jaya ini telah yang diamanatkan oleh masyarakat Intan Jaya untuk memimpin
daerah Intan Jaya, sehingga di pundak mereka juga masyarakat menaruh harapan yang besar agar
pembangunan dan perubahan di Intan Jaya
dapat terjadi,demi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Jumlah
Penduduk kabupaten Intan Jaya kurang lebih 69.000 Jiwa yang menghuni delapan
(8) Distrik, dan memiliki Indek
Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Intan Jaya, yaitu nomor 2 terendah di
Provinsi Papua sesuai data Bappenas tahun 2010. Di satu sisi Indek Kemahalan
Konstruksi (IKK) yang begitu tinggi, Sehingga tentu Pemerintah Daerah harus
bekerja keras dalam melaksanakan
pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat.Pembangunan yang di lakukan
adalah pembangunan secara fisik maupun non fisik,pembangunan fisik adalah
menyangkut Infrastruktur untuk memperlancar dan membuka akses transportasi di
intan Jaya yang akan berdampak pada
kemajuan daerah dalam bidang Ekonomi,Budaya,Sosial dan bidang yang lain.Sedangkan
non fisik adalah menyangkut Sumber daya Manusia (SDM),Sumber daya manusia hanya
dapat diciptakan melalui Pendidikan ,sehingga pendidikan bagi masyarakat Intan Jaya,perlu di perhatikan
secara serius,yaitu Pendidikan secara Formal dan non formal,Pendidikan Formal
dapat dilakukan dengan cara membiayai mahasiswa untuk kuliah dalam segala
bidang sesuai kebutuhan daerah ,dan pendidikan non formal melalui Pelatihan-pelatihkan
Pegawai negeri Sipil untuk meningkatkan kemampuan kerja,Pelatihan kepada
masyarakat yang Petani ataupun kepada ibu-ibu melalui program dari Pembinaan
Kesejahteran keluarga (PKK) dengan tujuan agar masyarakat bisa mandiri dan
sejahterah.Jika pendidikan diperhatikan secara serius maka,suatu daerah akan
sangat cepat maju dan berkembang.
Pemerintah
Daerah mempunyai Tugas melaksanakan pembangunan dan Pemberdayaan didaerah berasaskan tiga asas yaitu : Asas
Desentralisasi,Asas Dekonsentrasi dan asas Tugas Pembantuan (medebewind)
tentunya melalui program-program kerja yang di susun dalam Rencana Kerta
tahunan (RKT),Rencana kerja jangka menengah daerah (RPJMD),Rencana kerja jangka
Panjang daerah (RPJPD),dan Rencana Strategis (Renstra) yang berpedoman pada UU 32 tahun
2004 tentang Pemerintah daerah dan UU N0 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus
Papua dan PP No 28 tahun 2008 dan peraturan-Peraturan pemerintah yang
berhubungan dengan kerja pemerintah.
Oleh
karena itu,Pemerintah Intan Jaya harus mempunyai inovasi dan kreatif serta
harus mempunyai terobosan dalam melaksanakan pembangunan dan pemberdayaan di
Intan Jaya
Kondisi Intan Jaya
terkini
Visi
Bupati dan Wakil bupati terpilih yaitu Intan Jaya sehat,Intan Jaya Pintar dan
Intan Jaya sejaterah,belum juga nampak,Sudah 2 Tahun pemerintahan berlangsung
namun,masyarakat bertanya kapan pembangunan di Intan Jaya mulai berjalan.Dari
balik gunung masyarakat intan jaya hanya bisa berharap pada Pemerintah agar
pembangunan dapat terlihat jelas.harapan itu datang dari lubuk hati masyarakat
Intan Jaya.Ibu-ibu tidak sabar menanti jalan bisa masuk sampai kampung
mereka,agar hasil kebun mereka bisa di pasarkan.
Para
Pegawai negeri Kabupaten Intan Jaya tidak tinggal di Intan jaya,mereka nampak
berada di kabupaten Nabire,Timika ataupun Jayapura,ketika penulis
bertanya,alasan mereka hanya karena kesejahteraan Pegawai di intan Jaya di
abaikan,bagaimana kami mau tinggal di intan jaya,sedangkangkan anak kami butuh
biaya sekolah,istri dan anak kami perlu makan.
Para
mahasiwa asal Intan Jaya,berteriak dan terus menunutut hak-hak mereka namun
tidak ada tanggapan dari pemerintah Intan Jaya,Pemberian bantuan pendidikan dan
biaya Kontrakan mahasiswa belum juga
tuntas dan tidak berjalan transparan,kekecewaan mahasiswa terus di lontarkan,Mahasiswa
perlu komunikasi dengan pemerintah namun tidak di layani.
Masyarakat
Intan Jaya sakit hati,paskah Pemilihan Legislatif (PILEG 2014) karena suara
mereka di perkosa oleh orang-orang yang tidak bertanggung- jawab,sakit hati di
rasakan juga oleh para Caleg yang sudah nyata memperoleh Kursi DPRD
namun,karena kepentingan para penjahat-penjahat demokrasi hak mereka
hilang.Politik negatif menghancurkan daerah.dan menimbulkan bibit-bibit masalah
baru yang nantinya merugikan daerah.
Hambatan
hambatan di alami oleh pemerintah Kabupaten Intan Jaya, karena terjadi
pemalangan di tempat-tempat Publik dan perkantoran oleh kelompok-kelompok
masyarakat yang menuntut hak-hak mereka.Karena Pemalangan yang di lakukan
Aktivitas pembangunan dan roda pemerintahan tidak berjalan lancar dan perubahan
hanya nampak sedikit.
Situasi
Intan Jaya,harus segera di tanggapi secara serius,karena situasi masyarakat
saat ini bukan hanya Tugas Pemerintah melainkan tugas seluruh lapisan
masyarakat Intan Jaya,karena perlu kesepakatan semua dalam mewujudkan
pembangunan daerah.
Saran dan Rekomendasi
Ketika
penulis mengamati dan mempelajari,situasi dan kondisi Intan Jaya terkini
penulis dapat memberikan saran demi
kepentingan daerah,yaitu :
1.
Kesejahteraan
PNS harus terjamin
Kepala daerah
harus,memperhatikan kesejahteraan PNS yang merupakan penyelenggara pemerintahan
daerah,jika Kesejahteraan PNS di Intan Jaya terjamin maka mereka akan tinggal
di Intan Jaya dan bekerja di Intan Jaya.
2.
Memperhatikan
Sumber daya manusia secara serius
Agar daerah menjadi
maju dan berkembang,maka Pemerintah harus serius menangani Pendidikan baik
secara formal maupun Nonformal.
3.
Perlu
dukungan dari masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
Masyarakat Intan Jaya
harus mendukung Pembangunan dengan cara harus terbuka dan menerima pembangunan
,karena pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk umum dan demi
kesejahteraan masyarakat.
4.
Menciptakan
politik yang sehat
Semua Pihak yang
berperan dalam politik baik lembaga politik (Parpol),Lembaga penyelenggara
(KPU,PPS dan KPPS) dan Pemerintah harus mampu menciptakan politik yang sehat di
Intan Jaya.
5.
Memperdayakan
dan memperhatikan Hak-hak Orang Asli Papua
Pemerintah harus
memperdayakan dan memperhatikan orang
asli Papua (OAP) dalam Rekrutmen misalnya CPNS maupun yang lain.
6.
Perlu
komunikasi dan musyawarah langsung dengan masyarakat
Pemerintah kurang
terbuka dan kurang berkomunikasi dengan masyarakat,sehingga menimbulkan isu-isu
negatif yang merugikan Pemerintah.
Masyarakat
Intan Jaya masih mengharapkan Pembangunan dan masih menantikan
perubahan,walaupun tidak semudah membalikan telapak tangan karena membutuhkan
proses yang panjang,namun Masyarakat merasakan belum mmelihat,mersakan dan mendengar
apa yang akan pemerintah
lakukan untuk kemajuan Intan Jaya.
Semoga
catatan Harapan masyarakat Intan Jaya ,dapat menjadi dipahami secara positif
,demi Perubahan Daerah.(Ok)